Friday, 15 August 2014

Dirgahayu Indonesiaku Ke-69


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dirgahayu Indonesiaku Ke-69 - Suara dentuman bom dan tembakan terdengar dari berbagai arah. Kegelisahan, kecemasan, ketakutan bercampur menderu jadi satu di dalam perasaan setiap manusia. Saudara, keluarga, teman, bahkan kerabat mati tersiksa begitu mengenaskan menjadi pemandangan tak asing bagi mereka. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detiknya menjadi sangat berharga dalam hidupnya. 

Dalam hati mereka berkata, "Derita, cepatlah enyah dari hadapanku !". Segala bentuk penjajahan dan penindasan tak hanya mereka yang rasakan, bahkan istri dan anak-anak mereka pun menjadi budak bagi para menir-menir tak beradap. Mereka hanya menjadi budak di tanah kelahirannya sendiri.

Lewat para cendekiawan dan para tokoh negarawan yang rela berkorban jiwa, raga, harta dan segalanya, akhirnya perjuangan mereka pun mulai menemukan hasil. Gigih dalam medan perang, gigih dalam berjuang, gigih dalam merebut kemerdekaan. Dan akhirnya pada tanggal 17Agustus 1945 perjuangan tersebut telah mencapai puncaknya, yaitu proklamasi kemerdekaan NKRI tercinta.


Memanglah perjuangan lewat peperangan telah berlalu 69 tahun yang lalu, namun pada era yang modern seperti sekarang ini bukanlah tanpa tantangan dan hambatan. Bahkan sebenarnya penjajahan itu masih ada, namun penjajahan era modern tak lewat adu senjata, namun lewat teknologi, budaya, industri, dan sebagainya. Era globalisasi memang tak bisa kita hindari, karena era milenium yang serba otomatis dan instan bagai dua sisi mata uang. Disatu sisi ada nilai sebagai wujud kebutuhan yang sangat membantu pekerjaan, namun disisi lain ada gambar yang hanya bisa dilihat guna mempengaruhi kita terperosok dalam hal-hal yang tak berguna.

Tantangan ini ujian bagi bangsa, bagi masyarakatnya yaitu kita. Namun optimisme haruslah kita miliki guna mewarnai kemerdekaan yang selama ini kita peroleh. Perjuangan kita bukan lewat perang melawan tentara musuh, perjuangan kita adalah lewat karya-karya yang bernilai tinggi sebagai kuas untuk melukis dan memberi warna cerah dikemudian hari guna anak dan cucu-cucu kita di generasi mendatang.

Sekian dari saya, ada kurang lebihnya mohon dimaafkan. Semoga garuda tetap mengepakkan sayapnya di dunia sebagai negara yang merdeka. Amiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.


1 comment: